LAPORAN KULIAH KERJA LAPANG
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
di Pantai Kondang Merak, Malang
Dosen Pengampu:
Ainun Nikmati Laily, M. Si
oleh:
ALI ABDUROCHMAN
(11620033)
di Pantai Kondang Merak, Malang
Dosen Pengampu:
Ainun Nikmati Laily, M. Si
oleh:
ALI ABDUROCHMAN
(11620033)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau
yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut
Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya
yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan
antara akar, batang maupun daunnya.
Disekitar pantai
tepatnya pada zona pasang surut air laut, seringkali ditemukan bermacam-macam
alga, baik itu jenis Chlorophyta, Rhodophyta, Cyanophyta, maupun yang lain.
Sebagian dari jenis jenis alga ini ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta dapat pula di budidayakan. Diantara manfaatnya sebagai sayuran, bahan pembuatan
agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi.
Untuk dapat
mengetahui keanekaragaman alga yang hidup dan berhabitat di zona pasang surut
air laut, oleh sebab itu maka di adakanlah praktikum study lapangan yang di
maksudkan untuk mengetahui tingkat dan jenis keanekaragaman alga yang
berhabitat di daerah pasang surut air laut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari di
adakannya praktikum study lapangan ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman
alga yang berhabitat di zona pasang surut air laut kandung merak.
1.3 Manfaat
Manfaat
dari study lapangan ini adalah mengetahui keanekaragaman alga yang berhabitat
di zona pasang-surut pantai Kondang Merak di daerah Malang Selatan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Study lapangan keanekaragaman alga ini dilaksanakan
pada hari kamis dan jum’at tanggal 15-16 November 2012. Pengamatan alga
dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB dan juga pagi hari sekitar
pukul 07.00 WIB. Pengamatan alga ini bertempat di daerah Malang bagian selatan,
tepatnya di pantai Kondang Merak yang berada di Kecamatan Bantur, Kabupaten
Malang.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a. Alat Tulis
b. Alat
dokumentasi
c. Ice
Box
d.
Toples
2.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a. Es
b. Kertas Label
c. Larutan herbarium
2.3 Cara Kerja
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.3.1. Pengambilan Sampel
1. Dicari
alga dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut.
2. Diamati
dan dideskripsikan
3.
Dimasukkan alga yang diperoleh ke dalam ice Box
2.3.2. Pembuatan Herbarium
1) Direndam alga di dalam
larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat. Perendaman
selama 48 jam
·
Larutan
fiksatif untuk memfiksasi alga:
a. Asam asetat glacial
5 ml
b. Formalin 10 ml
c. Etil alcohol atau
alcohol 80% 50 m
·
Larutan
tembaga sulfat untuk mempertahankan warna :
a. Tembaga sulfat 0,2
gr
b. Aquades 35 ml
2) Dibuang larutan
fiksatif setelah 48 jam
3) Diisi toples dengan
alcohol 70% sebagai pengawet
4) Dimasukkan alga ke
dalam toples
5) Ditutup toples yang
berisi alga tersebut
6) Diberi label dengan
nama spesies alga
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebenarnya pada saat penelitian yang terjun langsung ke pantai Kondang Merak
banyak sekali jenis algae yang ditemukan. Kesemuanya dibawa ke laboratorium
setelah selesai melakukan pengambilan algae secara langsung di pantai Kondang
Merak, terdapat sekitar 45 jenis alga yang berhasil di dapatkan pada saat
pengamatan. Dari sekian banyaknya jenis algae yang diketemukan dan setelah
dibagi untuk masing kelompok, hanya 3 jenis algae yang akan dijelaskan pada
laporan pengamatan kali ini.
3.1 Gracilaria
coronopifolia J. Agardh.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada
salah satu jenis alga, diketahui ciri-ciri dari alga yang ditemukan adalah
berwarna merah kecoklatan,bertekstur silindris keras dan mempunyai percabangan
dikotom. Menurut literatur gambar (Ciremai.,2008) yang di dapatkan, setelah di
identifikasi ciri ciri dari keduanya dan memiliki banyak persamaan, maka jenis
alga yang di amati ini termasuk dalam jenis alga Gracillaria coronipifolia
J.Agardh
Klasifikasi dari alga jenis ini dijelaskan di sebuah literature
(Algabase,2010)
Kerajaan Plantae
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia J.Agardh
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia J.Agardh
Alga jenis Gracilaria sp. yang ditemukan
ini merupakan alga yang tergolong dalam divisi Rhodophyta karena ciri-ciri yang
dimilikinya yang salah satunya yaitu memiliki pigmen berwarna merah. Seperti
dijelaskan dalam literature (Birsyam,1992) bahwa Rhodophyta memiliki
pigmen merah (Rhodon = merah, rose; phykos = alga), mengandung zat makanan
agar-agar (Floridean), beberapa jenis ada yang mengandung zat kapur
(Corallina), zat pektin (Chondrus, Gigartina). Selain mempunyai pigmen merah,
Rhodophyta juga mempunyai beberapa pigmen yaitu klorofil a, beta karoten,
glutein (termasuk santofil) dan fikoeritrin dalam jumlah yang cukup banyak.
Makanan cadangan berupa “floridean starch” yaitu merupakan karohidrat yang
tidak larut, genis ini kebanyakan bersel satu. Dijelaskan juga dalam literature
lain (Ariyanto. 2000) bahwa spesifikasi dari Gracilaria
coronopifolia J. Agardh. Adalah
Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau coklat kuning (pirang),
menempel pada substrat dengan cakram kecil. Percabangan mendua bagian
(dichotomous) berulang -ulang. Umumnya rimbun pada porsi bagian atas rumpun.
Warna hijau-pirang.
Gracilaria termasuk dalam divisi Rhodophyta. Pada umumnya hidup di lingkungan
air laut. Sebagian besar tumbuh di batu batuan karang. Talus alga ini berbentuk
silindris dan bercabang. Warna talus merah. Dinding sel terdiri dari komponen
non fibriler yang mengandung selulosa. Cadangan makanannya berupa
karbohidratyang tersimpan dalam bentuk granula yang terletak dalam sitoplasma.
Pigmen terdiri dari klorofil A dan D, karotenoid, dan fikobilin (fikoeritrin
dan fikosianin). Gracilariab sp. Ini tubuhnya tidak dilengkapi alat
gerak (Sulisetjono,2009).
Perkembangbiakan Rhodophyta berbeda
dengan alga lainnya terutama mengenai alat reproduksi seksualnya yaitu gamet
jantan tidak berflagel disebut spermatia, mereka diangkut secara pasif menuju
alat kelamin betina “karpogonium”. Beberapa Rhodophyta mempunyai zigot yang
membelah langsung menjadi spora (karpospora), tetapi kebanyakan membuat
karpospora tidak langsung dari zigot. Perkembangbiakkan vegetatif dengan
aplanospora (spora tak bergerak), dan dengan fragmentasi thallus. Sedangkan
perkembangan generatifnya dengan pembuahan sel telur di dalam korpogonium oleh
spermatium (biologipedia,2010).
Alga banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia disekitar kita, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dijelaskan dalam literature tentang beberapa
manfaatnya (Fried,2005) “Gracilaria sp.ini bermanfaat sebagai bahan
makanan (rumput laut)untuk membuat agar-agar, es krim, keraginan, dan
lain-lain”.
3.2 Laminaria sp.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada
salah satu jenis alga, diketahui ciri ciri dari alga yang ditemukan adalah
berwarna merah kecoklatan namun setelah di awetkan berubah menjadi coklat.
Panjang blade 23 cm dan lebar kira kira 4.5 cm,panjang stipe 3 cm dan
holdfastnya 0.5 bertekstur seperti kulit dan bentuknya menyerupai lembaran
lembaran daun dengan banyak bintil-bintil di permukaannya. Menurut literatur
gambar (Taylor, 1960) yang di dapatkan, setelah di identifikasi ciri ciri dari
keduanya dan memiliki banyak persamaan, maka jenis alga yang di amati ini
termasuk dalam jenis alga Laminaria sp.
Klasifikasi dari alga jenis ini dijelaskan di sebuah literature
(Algabase,2010):
Kerajaan
Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis Laminaria sp.
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis Laminaria sp.
Alga jenis Laminaria sp. Yang ditemukan
ini merupakan alga yang tergolong dalam divisi Phaeophyta karena ciri-ciri yang
dimilikinya yang salah satunya yaitu memiliki pigmen berwarna coklat. Seperti
dijelaskan dalam literature(Lovalles,1989) “Laminaria sp. Memiliki bentuk
morfologi, warnanya di dominasi oleh pigmen warna cokelat (xantofil) selain
klorofil A dan C. Organisme ini berbentuk seperti batang atau lembaran dan
sebagian telah memiliki bagian yang berbentuk menyerupai batang, akar, dan daun
pada tumbuhan tingkat rendah. Di literature lain (Sulisetjono,2009) juga
dijelaskan bahwa “ganggang coklat ini memiliki pigmen klorofil a dan c, karoten
dan mengandung xantofil (Fukoxantin yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin,
neofukoxantin a dan neofukoxantin b. selain itu ganggang coklat memiliki
cadangan makanan berupa laminaria , sejenis karbohidrat yang meyerupai dekstrin
yang lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin juga
ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang lainnya.
Alga ini umumnya hidup di laut yang agak dingin
dan sedang, terdampar di pantai, melekat di bebatuan dengan alat pelekat
(semacam akar atau holdfast). Bila dilaut yang iklimnya sedang atau dingin,
talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang
hidup sebagai epifit pada talus lain, ada juga yang hidup sebagai endofit
(Tjitrosoepomo,1983).
Perkembangbiakan alga coklat hamper sama dengan tumbuhan
tinggi, pada ujung atau ketiak cabang dibentuk reseptakel, yaitu badan
yang mengandung alat pembiakan. Di dalam reseptakel terdapat
konseptakel yang berisi gamet berupa sel telur atau spermatozoid.
Pembiakan seksualnya yaitu dengan zoospora atau aplonospora tanpa dinding,
sedangkan pembiakan seksualnya dengan isogami, anisogami, atau oogami. Dalam
daur hidupnya sebagian besar generasi terdapat pergantian keturunan antara
sporofit yang hidup bebas dengan gametofit, pergiliran ini mungkin isomorfik
atau heteromorfik (Kimball,1999.).
Dalam daur hidupnya semua phacopyceae kecuali
bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan
sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas
pergantianketurunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian
besar dari phaeopyceae pertumbuhannya bersifat trikhothalik. Pertumbuhan
trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya
dibagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung thallus. Dan sel-sel
tersebut aktif membelah (Ariyanto,2000).
Bentuk
pergiliran keturunan dari Phaeophyta, kecuali Fucales:
Secara anatomi, struktur dari Laminaria ini
menurut (Ariyanto,2000) adalah Bagian dalam talus terdiri atas bebreapa
lapisan, permukaan ditutupi oleh kutikula yang mengandung asam alginat
(algine).Korteks luar mengandung meristoderm, terdiri sel kuboid kecil yang berpigmen
yang digunakan untuk fotosintesis.Korteks dalam tersusun atas sel-sel panjang
berpigmen yang terdiri dari masa yang kompak.Medula dibagian tengah terdiri
dari sel-sel seperti benang panjang dan tepi berlekatan diliputi oleh lendir,
terdapat hifa dan sel pengangkut.Sel pengangkut ini tersusun dalam barisan
memenjang, ujung melebar dan menyatu.
Kegunaan dari divisio Phaeophyta ini
diantaranya adalah: abu dari Fucaceae dan Laminariales merupakan sumber
potassium dan iodium. Algin dari Laminariales digunakan secara meluas dalam
lapangan industri, salah satu kegunaan algin adalah pada pembuatan es krim,
sehingga es krim tersebut halus tidak berupa kristal besar, algin juga
digunakan dalam industri karet. Kombu hasil dari Laminariales terutama Laminaria
dan Alaria digunakan sebagai makanan dari Jepang dimasak bersama ikan, daging,
dan sop. Dijelaskan juga dalam literature lain menurut (Birsyam,1992), berbagai
penelitian mengungkapkan bahwa Laminaria sp. memilki fungsi dalam
tanaman obat berkhasiat untuk kesehatan. Berbagi penelitian mengungkap bahwa
ganggang coklat memili keistimewaan sebagai tanaman obat
berkhasiat.diantaranya(zaifbio,2009):
1) Di dalam ganggang
Laut Cokelat mengandung fucoidan mampu menghambat pembentukan bekuan darah
sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke ( Malmo
University Hospital, Swedia)
2) Fucoidan dalam
ganggang cokelat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama dan perbaikan
memori (University of Manitoba, Winnipeg-Canada)
3) Ganggang cokelat
mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam lemak,
sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga
meningkatkan pembakaran lemak di liver (Laboratory of Lipid Chemistry,
Yokohama- Jepang)
4) Ganggang Laut
cokelat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol sebanyak 26,5% dan
trigliserida sebanyak 36,1% (Cardiovascular Center di RS Sakhalin, Rusia)
5) Pada pasien pasca
stroke yang dilakukan Universias Manitoba, Winnipeg, Kanada. Hasilnya
menunjukkan bahwa fucoidan dalam brown seaweed mempercepat pemulihan fungsi
motorik pada minggu pertama serta memperbaiki memori.
6) State Techical
Medicine Center Rusia menyatakan Brown Seaweed adalah suplemen yg aman
dikonsumsi, tidak menunjukkan efk negative (alergi) pada fungsi tubuh dan
organ.
3.3 Kappaphycus cottonii
Berdasarkan hasil pengamatan pada alga jenis Kappaphycus
cottonii yaitu alga ini termasuk golongan devisi Rhodopyta karena bentuk
thalusnya terdiri dari holdfast (bagian yang mirip akar) dan stipe (bagian yang
mirip batang) berdikotom berwarna merah kecoklatan. Tekstur thalus dari
alga ini solid dan keras berbentuk silindris serta stipenya terkumpul menjadi
satu sehingga terlihat berimbun. Alga Kappaphycus cottonii ditemukan
menempel pada bebatuan yang terletak di pinggiran pantai pada saat ombak sedang
pasang surut. Ukuran seluruh tubuh dari alga ini yang di temukan yaitu memilki
lebar 6 cm dan tinggi 5 cm.
Klasifikasi dari alga jenis ini dijelaskan di sebuah literature
(Algabase,2010):
Kerajaan
Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
Ganggang merah melekat pada substrat dengan
berbagai tipe alat pelekatyang disebut holdfast.Alat pelekat dapat berupa
rizoid bersel tunggal ataumultiseluler, stolon, tendril, atau alat pelekat
seperti mencakram.Perbedaan bentuk alat pelekat merupakan adaptasi terhadap
substrat danperbedaan tingkat pengaruh faktor lingkungan (Kimball,1999).
Ganggang merah memiliki pigmen asesoris yang
disebut fikobilin yangterdiri dari fikoeritrin dan fikosianin.Fikoeritrin
merupakan pigmen asesorisdominan yang berperan dalam memberikan warna merah
pada ganggang ini. Pigmen lain yang terdapat pada sel ganggang merah adalah
klorofil a dan d,karoten, lutein, dan zeaxanthin. Ganggang merahtidak
memperlihatkan warna merah semua tetapi memperlihatkan warna
ungu,kecoklatan, hitam, kuning, dan kehijauan (Birsyam,1992).
Tubuh thalus dari
devisi Rhodopyta, hampir semuanya tersusun atas multiseluler, hanya dua marga
saja yang uniseluler. Thalus yang multiseluler berbentuk filamen silinder
ataupun helaian. Pada dasarnya thalus yang multiseluler terutama yang
tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya
sedemikian rupa hingga membentuk thalus yang pseudoparenkhimatik. Dan thalus
pada umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada
Rhodopyta yang tinggi tingkatannya memilki 2 tipe thalus yaitu monoaksila dan
multiaksial(Taylor,1960).
Ganggang merah
menempati berbagai tipe habitat mulai dari zona litoralsampai pada kedalaman
dengan batas cahaya terendah.Di perairan tropic umumnya terdapat pada zona
sublitoral dimana cahaya sangat kurang.Ganggang merah menempel pada berbagai
tipe substrat antara lain padabatuan pantai, karang mati, rataan terumbu,
substrat berpasir, menempel padaganggang lain, atau menempel pada tubuh hewan.
Sebagian besar ganggang merah tumbuh pada pantaiberkarang.Pantai berlumpur
umumnya tidak dapat ditempati oleh ganggangmerah kecuali beberapa jenis
Gracilaria, Bostrichia, dan Catenella yang dapattumbuh sebagai epifit
(Tjitrosoepomo ,1983).
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan
fragmentasi, Rhodopyta memebentuk satu atau beberapa macam spora yang tidak
berflagel yaitu karpospora (spora seksual), spora netral, monospora bispora,
tetraspora atau polispora. Sedangakan reproduksi generatif di lakukan dengan
cara oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan
(spermatium).
Ganggang merah merupakan kelompok ganggang yang
mempunyai nilai ekonomi penting.Ganggang ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan
makanan,obat, dan material penting dalam industri makanan, kosmetik, dan
obat-obatan. DiIndonesia pemanfaatan ganggang merah untuk industri
dimulai dari industri agar-agaryang dihasilkan dari Gelidium, Gelidiella, dan
Gracilaria, sedangkan untukindustri karagenan dihasilkan dari Eucheuma.
Pemanfaatan ganggang merah secaratradisional terutama digunakan sebagai bahan
pangan seperti sayur, manisan,campuran es, kue, dan obat (biologipedia,2010).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Gracillaria sp. adalah jenis Rhodhophyta yang
mempunyai bagian holdfat, stipe dan blade. Thalusnya dichotome dan dimanfaatkan
sebagai bahan agar-agar. Klasifikasi dari alga jenis ini adalah:
Kerajaan Plantae
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia J.Agardh
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia J.Agardh
2. Laminaria sp. adalah jenis Phaeophyta yang
mempunyai bentuk thalus berupa lembaran. Mempunyai cadangan makanan berupa
laminarin dan dimanfaatkan dalam dunia kesehatan. Klasifikasi dari alga jenis
ini adalah :
Kerajaan
Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis Laminaria sp.
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis Laminaria sp.
3. Kappaphycus cottonii termasuk golongan devisi
Rhodopyta yang mempunyai bentuk thalus silindris dan keras. Hidup menempel pada
bbatuan. Banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat-obatan.
Kerajaan
Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
4.2 Saran
Kegiatan seperti ini sebaiknya dijadikan agenda tersendiri, karena kegiatan ini
merupakan bentuk pengaplikasian dari pemberian materi selama di ruang kelas,
dan juga sebagai media pembelajaran secara langsung yang tidak hanya berkutat
di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Algabase.2010. www.algabase.com (diakses 21
November 2012, pukul 11.00 wib)
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Birsyam,Inge L.1992.Botani Tumbuhan Rendah. ITB. Bandung
Ciremai. 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia.
http://biologipedia.blogspot.com/2010/09/rhodophyta.html
(di akses 21 November 2012, pukul 09.30 wib)
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/phaeophyta-algae-coklat/
(di akses 21 November 2012, pukul 09.15 wib)
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerak
Tropik 2. Jakarta: Gramedia.
Sulisetjono.2009. Bahan Serahan Alga:Malang. UIN press
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
Yogyakarta: UGM Press.
ConversionConversion EmoticonEmoticon