Memahami dan Mengerti, bukan Mengalah




Aku dengan sifat dan karakterku, kamu dengan sifat dan karaktermu. Kita memang berbeda, namun bukan berarti kamu selalu harus mempermasalahkan perbedaan itu. Okelah aku tahu bagaimana kekurangan dan kebiasaan yang mungkin itu tidak baik untukmu. Akupun akan selalu berusaha mengurangi akan hal itu, agar kamu tetap merasa nyaman ketika ada di dekatku. Mungkin aku orangnya “mudah marah” menurutmu, tapi bukan berarti aku tetap dengan amarahku. Aku memahami dengan karaktermu yang seperti itu, dan aku tidak mempermasalahkan hal itu. Aku akan selalu mencoba mengimbangi dengan kemampuanku.

“Kayak jadi tukang ojek yang gak kenal penumpange”
Masak sepanjang perjalanan diem ae, padahal itu saling kenal. Aku ajh loh pas di bonceng orang yang gak tak kenal sebisa mungkin ngajak ngobrol biar dia merasa nyaman dengan adanya aku dibelakangnya. Kalo pada diem aja mah gak ada bedanya sama sendirian. Okelah, kalau kamu gak ngomong karena takut aku marah gara-gara omongan kita gak nyambung. Tapi ya masak aku separah itu, marah hanya karena omongan kita nggak nyambung. Aku bisa mengerti kalau kamu mungkin sering nggak nyambung dengan omonganku, masih mungkin saja kan.
Ketika aku tahu kekuranganku, aku pasti akan berusaha menutupi dan mengurangi kekuranganku dengan hal lain. Tentunya dengan dibarengi belajar agar kekuranganku tersebut bisa hilang. Aku yang suka mbentak, marah, berkata kasar, tentu aku akan selalu belajar menguranginya dan bahkan menghilangkannya. Akupun berharap kamu juga melakukan hal yang serupa. Aku tidak menuntut apapun darimu, apalagi memaksamu untuk menjadi seperti yang aku inginkan. Karena aku tahu, kamu dengan dirimu sendiri, bukan diriku. Aku tidak ingin kamu selalu mengalah untukku, karena bukan itu yang aku mau. Pahami dirimu, belajar untuk dirimu, dan rasakan demi kebaikanmu.
Makasih atas sikapmu hari ini
Previous
Next Post »